Potret Keluarga Engkol

3 12 2008

Satu lagi artikel karya Slamet Soeseno dari INTISARI lama. Saya amat menyukai artikel yang satu ini, selain karena saya amat suka kubis (dan saudara-saudaranya sesama engkol), terutama karena informasinya yang lengkap dan amat detail. Selamat menikmati (kubis anda, maupun artikel ini).


–POTRET KELUARGA ENGKOL–

oleh: Slamet Soeseno

Tulisan ini pernah dimuat dalam Majalah Bulanan Intisari No. 313 Edisi Agustus 1989, Hal.84-90.

Mengapa kita dibiasakan makan kubis? Alasannya ternyata banyak. Ada yang tidak masuk akal dan ada yang malah tidak kita sadari manfaatnya.

Tidak begitu jelas, mengapa kita sebagai anak-anak dulu dibiasakan makan kubis oleh nenek moyang kita. Kebiasaan itu timbul karena orang Belanda membawa tanaman kool dari Eropa ke daerah pegunungan kita, lalu mengembangkannya sebagai salah satu Europese groenten. Dibandingkan dengan Inlandse groenten seperti tespong, randa midang, dan tongtolang nangka, kool memang lebih bergengsi. Para mojang Priangan menyebutnya engkol.

Kalau ditanya lagi sampai mentok: mengapa anak-anak orang Belanda dulu dibiasakan makan kubis oleh orang tuanya? Ternyata ada dua versi alasan. Read the rest of this entry »